Sabtu, 07 Februari 2015

Penuntun Belajar Penjahitan Perineum

PENUNTUN BELAJAR

NAMA KETERAMPILAN               : PENJAHITAN PERINEUM
NAMA MAHASISWA                     : …………………………………….
NAMA DOSEN PEMBIMBING      : …………………………………….
HARI/TANGGAL                             : …………………………………….

Nilai kinerja setiap langkah-langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1.   Perlu perbaikan  : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2.   Mampu                 : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3.       Mahir                   : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NO
LANGKAH – LANGKAH KERJA
SKALA NILAI
1
2
3
Persiapan Penjahitan
1.
Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan :
·      Bak instrumen steril berisi : sepasang sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit otot dan kulit, chromic catgut atau catgut no. 2/0 atau 3/0, pinset, gunting benang dan kassa steril
·      Alat suntik sekali pakai 10 ml dibuka dan dimasukkan ke dalam heacting set
·      Satu ampul lidokain 1% dipatahkan
·      Kain bersih
·      Kapas DTT
·      Air DTT
·      Lampu sorot / senter yang diarahkan ke vuva/perineum ibu
·      Larutan klorin 0.5%



2.
Persiapan petugas :
·      Apron plastik, masker, kacamata pelindung
·      Sarung tangan DTT/steril
·      Alas kaki/sepatu boot karet



3.
Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi litotomi



4.
Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kain bersih dan kering



5.
Pakai sarung tangan DTT atau steril



6.
Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1%, dengan teknik satu tangan, letakkan kembali ke dalam wadah heacting set



7.
Lengkapi pemakaian sarung tangan pada ke dua tangan



8.
Pasang kain bersih di bawah bokong ibu



9.
Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah atau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada daerah perineum



10.
Beri tahu ibu akan disuntik



11.
Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum, masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka



12.
Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi ( cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan gangguan denyut jantung hingga tidak teratur )



13.
Suntikkan cairan lidokain 1% secukupnya sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum



14.
Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik. ( Bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah bagian dalam robekan – alur suntikan anastesi akan berbentuk seperti kipas : tepi perineum, dalam luka, tepi mukosa vagina )



15.
Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk ke dua tepi robekan



16.
Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari anastesi



Penjahitan Robekan
17.
Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan. Rabalah dengan ujung jari anda seluruh daerah luka. Lihatlah dengan cermat dimana ujung luka tersebut



18.
Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang tampon atau kassa ke dalam vagina ( sebaiknya menggunakan tampan bertali )



19.
Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum



20.
Pasang benang jahit pada mata jarum



21.
Lihat dengan jelas batas luka episiotomi



22.
Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina ibu.



23.
Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangn. Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan risiko terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B



24.
Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung  benang yang bebas ( ujung benang tampa jarum ) hingga tersisa kira-kira 1 cm



25.
Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran himen.



26.
Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak lukanya.



27.
Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai ujung luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang dalam



28.
Setelah mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum anda dan mulailah menjahit ke arah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina. Kini anda membuat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung



29.
Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka perineal kembali ke vagina di belakang cincin himen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.



30.
Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati



31.
Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. Jika ujung dipotong terlalu pendek, jahitan mungkin akan bisa terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh jahitan episiotomi akan menjadi longgar dan terlepas



32.
Masukkan jari anda ke dalam rektum



33.
Rabalah puncak dinding rektum untuk mengetahui apakah ada jahitan. Jika anda meraba ada jahitan, maka pastikan agar anda memeriksa kembali rektum tersebut 6 minggu pasca kelahiran. Jika belum sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni, anda merasakan adanya fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke dokter



34.
Periksa ulang kembali untuk memastikan bahwa anda tidak meninggalkan apapun seperti kassa, tampon, instrumen di dalam vagina ibu



35.
Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun



37.
Keringkan dan buat ibu merasa nyaman



38.
Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan daerah perineum dengan sabun dan air 3 sampai 4 kali setiap hari. Kalau tidak, ia harus menjaga agar perineumnya tetap kering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan memasukkan benda apapun ke dalam vaginanya



39.
Dan mintalah agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar anda bisa memeriksanya kembali



50.
Jika memungkinkan, periksa perineum setiap hari selama 3-4 hari. Lihat, kalau-kalau ada bintik merah, nanah atau jahitan yang lepas atau terbuka, atau hematoma. Hematoma bisa tampak seperti luka lecet  atau pembengkakan yang mengkilap. Periksa dengan cermat untuk mengetahui apakah ia bertambah besar. Jika panjangnya lebih dari 3-4 cm, rujuklah ibu tersebut ke rumah sakit agar hematoma tersebut bisa dibuka danbekuan darahnya bisa dibuang lalu dijahit kembali










Tidak ada komentar:

Posting Komentar