PENUNTUN
BELAJAR
NAMA
KETERAMPILAN : PENJAHITAN
PERINEUM
NAMA
MAHASISWA :
…………………………………….
NAMA
DOSEN PEMBIMBING : …………………………………….
HARI/TANGGAL : …………………………………….
Nilai kinerja setiap langkah-langkah yang diamati
menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan
yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing
untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar,
sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
|
NO
|
LANGKAH – LANGKAH KERJA
|
SKALA NILAI
|
|||
1
|
2
|
3
|
|||
Persiapan Penjahitan
|
|||||
1.
|
Siapkan peralatan untuk melakukan
penjahitan :
·
Bak instrumen
steril berisi : sepasang sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit otot dan
kulit, chromic catgut atau catgut no. 2/0 atau 3/0, pinset, gunting benang
dan kassa steril
·
Alat suntik
sekali pakai 10 ml dibuka dan dimasukkan ke dalam heacting set
·
Satu ampul
lidokain 1% dipatahkan
·
Kain
bersih
·
Kapas DTT
·
Air DTT
·
Lampu sorot /
senter yang diarahkan ke vuva/perineum ibu
·
Larutan
klorin 0.5%
|
||||
2.
|
Persiapan petugas :
·
Apron
plastik, masker, kacamata pelindung
·
Sarung
tangan DTT/steril
·
Alas
kaki/sepatu boot karet
|
||||
3.
|
Posisikan
bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi litotomi
|
||||
4.
|
Cuci tangan
dengan sabun, keringkan dengan kain bersih dan kering
|
||||
5.
|
Pakai sarung
tangan DTT atau steril
|
||||
6.
|
Isi tabung
suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1%, dengan teknik satu tangan, letakkan
kembali ke dalam wadah heacting set
|
||||
7.
|
Lengkapi pemakaian sarung tangan pada ke dua tangan
|
||||
8.
|
Pasang kain
bersih di bawah bokong ibu
|
||||
9.
|
Gunakan kasa
bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah atau bekuan darah, dan
nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada daerah perineum
|
||||
10.
|
Beri tahu ibu
akan disuntik
|
||||
11.
|
Tusukkan
jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum, masukkan jarum suntik secara
subkutan sepanjang tepi luka
|
||||
12.
|
Aspirasi untuk
memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada darah, tarik jarum sedikit
dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi ( cairan lidokain yang masuk ke
dalam pembuluh darah dapat menyebabkan gangguan denyut jantung hingga tidak
teratur )
|
||||
13.
|
Suntikkan
cairan lidokain 1% secukupnya sambil menarik jarum suntik pada tepi luka
daerah perineum
|
||||
14.
|
Tanpa menarik
jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada
mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik
jarum suntik. ( Bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah bagian dalam
robekan – alur suntikan anastesi akan berbentuk seperti kipas : tepi
perineum, dalam luka, tepi mukosa vagina )
|
||||
15.
|
Lakukan
langkah no. 11 s/d 14 untuk ke dua tepi robekan
|
||||
16.
|
Tunggu 1-2
menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari anastesi
|
||||
Penjahitan Robekan
|
|||||
17.
|
Lakukan
inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan. Rabalah dengan ujung jari
anda seluruh daerah luka. Lihatlah dengan cermat dimana ujung luka tersebut
|
||||
18.
|
Jika ada
perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang tampon atau kassa
ke dalam vagina ( sebaiknya menggunakan tampan bertali )
|
||||
19.
|
Tempatkan
jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum
|
||||
20.
|
Pasang benang
jahit pada mata jarum
|
||||
21.
|
Lihat dengan
jelas batas luka episiotomi
|
||||
22.
|
Lakukan
penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina ibu.
|
||||
23.
|
Peganglah
pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan pemegang jarum (pinset) untuk
menarik jarum melalui jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangn.
Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah berbahaya. Anda bisa
menusuk jari tangan anda atau melobangi sarung tangan anda yang akan
meningkatkan risiko terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau
hepatitis B
|
||||
24.
|
Ikat jahitan
pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang bebas ( ujung
benang tampa jarum ) hingga tersisa kira-kira 1 cm
|
||||
25.
|
Jahit mukosa
vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran
himen.
|
||||
26.
|
Jarum
kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai kebelakang lingkaran himen, dan
tarik keluar pada luka perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak
lukanya.
|
||||
27.
|
Gunakan
teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat ke dalam
luka untuk mengetahui letak ototnya. Otot biasanya tampak sedikit lebih merah
dan rasanya agak keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke
otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai ujung luka, berarti
anda telah menutup lapisan otot yang dalam
|
||||
28.
|
Setelah
mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum anda dan
mulailah menjahit ke arah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup
jaringan subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut dan
memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina. Kini anda membuat jahitan
lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan
meninggalkan lebar luka kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup
sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung
|
||||
29.
|
Sekarang
pindahkan jahitannya dari bagian luka perineal kembali ke vagina di belakang
cincin himen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.
|
||||
30.
|
Ikatlah
jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar
kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati
|
||||
31.
|
Potong kedua
ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. Jika ujung dipotong
terlalu pendek, jahitan mungkin akan bisa terlepas. Jika hal ini terjadi,
seluruh jahitan episiotomi akan menjadi longgar dan terlepas
|
||||
32.
|
Masukkan jari
anda ke dalam rektum
|
||||
33.
|
Rabalah
puncak dinding rektum untuk mengetahui apakah ada jahitan. Jika anda meraba
ada jahitan, maka pastikan agar anda memeriksa kembali rektum tersebut 6
minggu pasca kelahiran. Jika belum sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni,
anda merasakan adanya fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke dokter
|
||||
34.
|
Periksa ulang
kembali untuk memastikan bahwa anda tidak meninggalkan apapun seperti kassa,
tampon, instrumen di dalam vagina ibu
|
||||
35.
|
Cucilah alat
kelamin ibu dengan air bersabun
|
||||
37.
|
Keringkan dan
buat ibu merasa nyaman
|
||||
38.
|
Berikan
petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan daerah perineum dengan sabun
dan air 3 sampai 4 kali setiap hari. Kalau tidak, ia harus menjaga agar
perineumnya tetap kering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan memasukkan
benda apapun ke dalam vaginanya
|
||||
39.
|
Dan mintalah
agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar anda bisa memeriksanya kembali
|
||||
50.
|
Jika
memungkinkan, periksa perineum setiap hari selama 3-4 hari. Lihat,
kalau-kalau ada bintik merah, nanah atau jahitan yang lepas atau terbuka,
atau hematoma. Hematoma bisa tampak seperti luka lecet atau
pembengkakan yang mengkilap. Periksa dengan cermat untuk mengetahui apakah ia
bertambah besar. Jika panjangnya lebih dari 3-4 cm, rujuklah ibu tersebut ke
rumah sakit agar hematoma tersebut bisa dibuka danbekuan darahnya bisa
dibuang lalu dijahit kembali
|
||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar